Presiden Suriah: Banyak Komandan ISIS dari Negara Skandinavia

 

BLOKBERITA -- Di tengah kecamuk perang saudara yang telah menewaskan ribuan orang, Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mengungkapkan banyak komandan kelompok militan ISIS di dalam negeri yang berasal dari negara-negara Skandinavia.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Swedia, Expressen, Assad menilai sejumlah komandan ISIS yang berasal dari Skandinavia "paling berbahaya" karena semakin meningkatkan serangannya di Suriah.

Assad juga memaparkan bahwa ancaman terorisme di negaranya seharusnya tidak dipandang sebagai "ancaman dalam negeri atau lokal", melainkan merupakan fenomena global.

Assad, yang tetap memegang tampu pemerintahan selama perang saudara yang sudah berlangsung lebih dari empat tahun ini, memperingatkan bahwa negara-negara Skandinavia, seperti Swedia dan Eropa memiliki resiko tinggi terkena serangan terorisme.

" Selama terorisme tumbuh di negara-negara Eropa, Swedia tidak akan aman," kata Assad dalam wawancara yang berlangsung di ibu kota Suriah, Damaskus, Jumat (17/4), dikutip dari RT News.

" Selama halaman belakang Eropa, terutama kawasan Mediterania dan Afrika Utara dalam kekacauan dan dipenuhi oleh teroris, Eropa tidak bisa aman," ujar Assad melanjutkan.


Dalam kesempatan tersebut, Assad juga menyatakan tidak ada kerja sama intelijen antara Suriah dengan Swedia untuk menangani terorisme ISIS yang diperkirakan mengancam Eropa.


" Tidak ada kontak di antara badan intelijen kami," tutur Assad.

Komisaris Uni Eropa untuk Keadilan, Vera Jourova, memaparkan bahwa hingga saat ini diperkirakan 5.000 hingga 6.000 warga Eropa telah berangkat ke Suriah untuk bergabung bersama ISIS. Menurut surat kabar Perancis, Le Figaro, sebanyak 1.450 orang di antaranya berasal dari Perancis.

Namun, para pejabat Uni Eropa menyakini bahwa angka tersebut lebih kecil dari yang sebenarnya. Jumlah warga Eropa yang telah bergabung dengan ISIS sulit dipastikan karena anggota militan ISIS sulit terlacak.


Komentar Assad soal komandan ISIS dari Skandinavia diperkuat oleh laporan dari badan intelijen Swedia, Sapo, yang menyebutkan bahwa anggota militan yang kembali dari pertempuran di Suriah merupakan ancaman dalam negeri terbesar di Swedia belakangan ini.

"Setidaknya 150 warga Swedia diketahui telah berangkat ke Suriah atau Irak untuk bertempur bersama ISIS atau sejumlah kelompok ekstremis lainnya. Setidaknya 35 di antaranya tewas," kata juru bicara Sapo, Fredrik Milder kepada media setempat, The Local.

"Sekitar 50 orang diketahui telah kembali ke Swedia dari Suriah. Mereka diperkirakan akan kembali lagi. Kita tak dapat berbuat banyak untuk menghentikan mereka bergabung dengan kelompok militan yang terinspirasi dari al-Qaidah itu," kata Milder.

Namun, Milder tidak memberikan penjelasan soal mengapa mereka yang disinyalir bergabung dengan kelompok militan tidak ditangkap ketika kembali ke Swedia dan negara-negara Skandinavia lainnya.

Militer Irak maupun Suriah telah berupaya menggempur ISIS di wilayah mereka dengan bantuan pasukan Kurdi, milisi Syiah, dan serangan udara dari koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat sejak September 2014.

Di Irak, perebutan wilayah antara militer dan ISIS terus terjadi di sejumlah wilayah setelah ISIS berhasil dipukul mundur dari Kota Tikrit.

Sementara di Suriah, teror yang diluncurkan ISIS memperkeruh perang saudara berkepanjangan yang telah merenggut lebih dari 200 ribu jiwa.

[ Cnnind / geb ]
View

Related

GLOBAL 877471105715117108

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item