Impact Politik Ekonomi Pasar Global: Rupiah, Dolar, dan IHSG Melemah
https://kabar22.blogspot.com/2015/04/impact-politik-ekonomi-pasar-global.html
" Di sisi lain, laju Rupiah
tertolong oleh laju Euro yang mampu berbalik menguat, dimana pelaku
pasar mulai mengurangi kekhawatiran akan penyelesaian masalah utang
Yunani dan perkiraan belum akan adanya sesuatu hal yang baru dari
pertemuan The Fed, terutama potensi kenaikan suku bunganya," ujar Kepala
Riset dari NH Korindo Securities Indoneia, Reza Priyambada.
Pada
Kamis (30/4) Reza memprediksikan laju Rupiah berada di atas target
level resisten 12.968, yakni Rp12.978-12.968 (kurs tengah BI).
Menurutnya, penguatan yang terjadi belum sepenuhnya cukup mengkonfirmasi
akan penguatan lanjutan sehingga masih menyimpan adanya potensi
pembalikan melemah.
" Meski demikian, tetap cermati dan antisipasi terhadap sentimen-sentimen yang ada," pungkasnya.
IHSG Lesu
" Meski demikian, tetap cermati dan antisipasi terhadap sentimen-sentimen yang ada," pungkasnya.
IHSG Lesu
Pada perdagangan hari ini, Kamis (30/4), Asjaya Indosurya Securities William Surya wijaya memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan bergerak pada kisaran 5.005 – 5.285.
Kepala
riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan,
penurunan IHSG diperkirakan masih akan berlanjut dan menguji support
5.005.
“ Tekanan terus berlanjut dalam
pergerakan IHSG, dari hari ke hari capital outflow belum berhenti maupun
mereda, dan posisi indeks sudah mengalami koreksi dibawah harga
penutupan awal tahun ini,” kata William dalam risetnya yang diterima
Aktual di Jakarta, Kamis (30/4).
Namun, lanjut
dia, total capital inflow masih berada di atas Rp12 triliun. Potensi
rebound masih akan terlihat selama support belum ditembus. Ia juga
mengingatkan investor bahwa saat ini merupakan momen untuk melakukan
akumulasi beli.
" Saat ini merupakan momen untuk
akumulasi beli bagi investor jangka panjang, melihat kondisi
perekonomian kita masih dalam kategori cukup stabil," ujarnya.
Adapun
sejumlah saham yang dapat dipertimbangkan pada perdagangan akhir pekan
ini adalah AKRA, ERAA, BBNI, MAPI, PTPP, BBTN, dan SGRO.
Dolar Anjlok Impact The Fed
Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama pada Rabu (Kamis pagi WIB), di tengah laporan PDB yang lebih lemah dari perkiraan dan pernyataan kebijakan Federal Reserve yang dipantau secara cermat.
Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama pada Rabu (Kamis pagi WIB), di tengah laporan PDB yang lebih lemah dari perkiraan dan pernyataan kebijakan Federal Reserve yang dipantau secara cermat.
Produk domestik bruto
(PDB) riil AS hanya meningkat pada tingkat tahunan 0,2 persen di kuartal
pertama tahun ini, menurut perkiraan awal yang dirilis oleh Departemen
Perdagangan AS pada Rabu. PDB kuartal pertama menunjukkan penurunan
tajam dari kecepatan 2,2 persen pada kuartal sebelumnya dan di bawah
konsensus pasar meningkat 1,0 persen.
Greenback
berada di bawah tekanan lebih lanjut ketika pernyataan Fed baru dirilis
setelah pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Rabu, menunjukkan
para pejabat terutama fokus pada pelemahan ekonomi dalam beberapa bulan
terakhir. Menurut pernyataan itu, pertumbuhan ekonomi AS telah
"melambat" sejak pertemuan Fed terakhir pada Maret, menurunkan
ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga bunga secepatnya pada Juni.
Indeks
dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun
0,90 persen menjadi 95,228 pada akhir perdagangan. Pada akhir
perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,1114 dolar dari 1,0979
dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5430 dolar
dari 1,5337 dolar di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik ke 0,8033
dolar dari 0,8015 dolar.
Dolar AS dibeli 119,01
yen Jepang, lebih tinggi dari 118,87 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS
merosot ke 0,9397 franc Swiss dari 0,9542 franc Swiss, dan turun
menjadi 1,2012 dolar Kanada dari 1,2031 dolar Kanada.
Seperti
diwartakan, Federal Reserve atau bank sentral AS pada Rabu (Kamis WIB)
membiarkan rentang waktu untuk kenaikan suku bunga tetap terbuka,
menyusul pelambatan musim dingin yang menghentikan pertumbuhan ekonomi
AS.
Setelah lebih dari satu tahun
mengisyaratkan bahwa mereka akan mulai menaikkan suku bunga federal
funds pada pertengahan 2015, The Fed hanya mengatakan pihaknya akan
bergerak ketika melihat perbaikan lebih lanjut di pasar tenaga kerja dan
yakin bahwa inflasi akan meningkat dalam jangka menengah.
Tetapi
pengatur kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengatakan,
setelah pertemuan dua hari, bahwa ia yakin pelambatan pada kuartal
pertama "sebagian" mencerminkan faktor-faktor sementara, dan bahwa
ekonomi akan kembali melanjutkan ekspansinya pada "kecepatan moderat".
Itu menunjukkan bank masih memperkirakan untuk memulai serangkaian
kenaikan suku bunga di bulan-bulan mendatang, meskipun tidak mungkin
pada Juni, seperti yang banyak analis telah perkirakan sampai baru-baru
ini.
Bank sentral telah mempertahankan suku
bunga acuan Fed funds pada tingkat nol sejak akhir 2008, menjaga
kebijakan moneter yang luar biasa longgar untuk mendukung pemulihan dari
resesi besar. Prospek suku bunga AS yang lebih tinggi telah menimbulkan
gelombang di pasar global selama hampir dua tahun, mengirim dolar naik
tajam dan memicu arus keluar modal dari ekonomi-ekonomi lebih lemah.
Dalam
pernyataannya setelah pertemuan, FOMC menyoroti beberapa faktor yang
menyebabkan ekonomi melambat menjadi hanya tumbuh 0,2 persen secara
tahunan pada kuartal pertama, yakni kenaikan moderat lapangan pekerjaan,
investasi tetap bisnis dan pengeluaran rumah tangga melambat, serta
ekspor menurun.
Tetapi bank sentral juga
mencatat kekuatan yang bisa mendukung "rebound" di kuartal kedua.
" Pendapatan riil rumah tangga naik tajam, sebagian mencerminkan
penurunan harga energi sebelumnya, dan sentimen konsumen tetap tinggi,"
katanya.
FOMC mengatakan pihaknya memperkirakan
pasar pekerjaan akan terus membaik, setelah hasil buruk pada Maret
mematahkan serangkaian kinerja kuat selama 12-bulan yang menambahkan 3,4
juta pekerjaan bagi perekonomian.
Bank
mencatat bahwa meskipun inflasi tetap rendah, diperkirakan bahwa harga
akan meningkat dan mulai bergerak menuju target 2,0 persen dalam jangka
menengah.
[ mrhill / bmw / aktual / DI / vibisnet /bisnis / bbcom ]