Bocorkan Pembuat Pidato Presiden, Andi Widjajanto Dinilai Keterlaluan


JAKARTA, BLOKBERITA — Barisan Relawan Jokowi for Presiden (Bara JP) marah ada pihak yang mengungkap siapa pembuat isi pidato Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Asia Afrika ke-60. Relawan menganggap aksi itu sebagai bentuk merendahkan bangsa Indonesia.

" Jokowi bicara sebagai kepala negara. Kepala negara peserta KAA pun masih di sini. Kok sudah ngomong siapa penulis pidato?" ujar Ketua Umum Bara JP Sihol Manulang dalam siaran persnya, Kamis (23/4/2015).

Sihol lebih menyesalkan hal ini lantaran pembocor pembuat naskah pidato tersebut berasal dari lingkungan Istana Kepresidenan. Dia mengatakan, perilaku sang oknum tak pantas sebagai birokrat. (Baca: Kritik PBB Tak Berdaya, Jokowi Dapat Tepuk Tangan Meriah di KAA)

" Kalaupun ada yang menuliskan pidato, pasti dia hanya membahasakan pemikiran Jokowi; bukan ada orang nulis, lalu Presiden baca. Janganlah menganggap diri hebat. Lingkaran Istana ini rupanya gemar bocor-bocoran ya," ujar Sihol.

Sihol mengatakan, oknum yang mengungkap pembuat pidato kenegaraan Presiden itu pasti sudah dihukum berat jika Indonesia adalah negara berprinsip kediktatoran. Namun, bukan berarti juga pelakunya tidak laik dihukum di negara demokrasi seperti Indonesia.

" Di negara demokrasi, hal ini juga sudah dianggap keterlaluan. Ingat ya, ini bukan soal Presiden, melainkan soal martabat bangsa," ujar Sihol.

Bara JP meminta oknum yang mengungkap pembuat pidato kenegaraan Presiden memberi klarifikasi kepada khalayak.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengungkapkan siapa saja yang ikut menyusun pidato Presiden saat pembukaan KAA. Menurut Andi, pidato itu disusun sejak lama oleh tim yang dinamakan Tim Substantif.

Isi tim itu adalah Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Andi, dan beberapa orang lainnya.

Tim Substantif

Siapakah yang menyusun pidato itu ? Ternyata, pidato itu disusun sejak lama oleh tim yang dinamakan Tim Substantif. Isi tim itu adalah Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

" Dibantu tim khusus, yaitu Rizal Sukma, Sukardi Rinakit, Teten Masduki," ungkap Andi di sela-sela acara KAA 2015, Rabu. (Baca: Fahri Hamzah Puji Pidato Jokowi dalam Pembukaan KAA)

Rizal Sukma adalah Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS). Dia menyandang gelar doktor ilmu politik dari London School of Economics and Political Studies. Atas pemikirannya, Rizal pernah masuk sebagai 100 pemikir terkemuka dunia soal hubungan Islam dan negara.

Selama kampanye pemilihan presiden pada 2014, Rizal Sukma bergabung dalam Tim 11, yakni tim yang beranggota para pakar untuk memberi masukan kepada Jokowi atas berbagai isu strategis. Rizal Sukma merupakan penasihat dekat Jokowi untuk isu-isu politik internasional.

Sementara Teten Masduki selama ini dikenal sebagai salah satu pendukung Jokowi. Sebagai mantan aktivis antikorupsi, Teten dipercaya Jokowi untuk menjadi staf khusus Sekretaris Kabinet.

Adapun Sukardi Rinakit adalah peneliti yang bergabung dengan Soegeng Sarjadi Syndicate. Sukardi pernah menjadi penulis pidato Menteri Dalam Negeri dan analis politik Menteri Pertahanan. Ia pernah menjadi peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta.

Dari latar belakang pendidikan, Sukardi mengantongi gelar Doktorandus dari FISIP Universitas Indonesia, Magister dari National University of Singapore, dan Doctor of Philosophy (PhD) dari Political Science Department National University of Singapore.

Menurut Andi, dengan dibantu tim tersebut, Jokowi melakukan pembahasan pidatonya beberapa kali.

"Setelah draf awal ada, finalisasi dilakukan melalui beberapa pertemuan langsung dengan Presiden. Konsultasi final dengan Presiden dilakukan Minggu sore di Istana Merdeka," kata Andi.

Dalam pidatonya, Jokowi mencoba menumbuhkan kembali semangat perjuangan yang dirintis pada 60 tahun yang lalu. Dia menyebutkan, perjuangan itu belum selesai karena saat ini negara-negara Asia Afrika masih menghadapi sejumlah tantangan. (Baca: Jokowi: Perjuangan Negara Asia Afrika Belum Selesai)

Selain itu, Jokowi mengkritik ketidakberdayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam menghadapi ketimpangan global.

[ kmps / bbcom / bmw ]
View

Related

POLITIK 3983330339161374042

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item