PAN Sebut Andi Arief Mulut Comberan, Sampah Bikin Isu Hoax
https://kabar22.blogspot.com/2018/08/pan-sebut-andi-arief-mulut-comberan.html
BLOKBERITA, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri
Susanto, siap untuk melaporkan politikus Demokrat Andi Arief ke polisi
terkait ucapannya yang mengatakan partainya menerima uang sebesar Rp500
miliar.
Uang yang disebut Andi Arief dari Sandiaga Uno ini, dianggap pencemaran nama baik dan fitnah.
"Dan mulut comberan Andi Arief itu kita harap disetop itu. Kalau tidak, kita akan tuntut dia di meja hukum," kata Yandri saat dihubungi, Rabu 8 Agustus 2018.
Yandri meminta Andi Arief yang juga wakil sekretaris jenderal Demokrat itu menarik ucapannya. Sebab, ia meyakini, uang yang disebut diberikan kepada PKS dan PAN agar menerima Sandiaga menjadi cawapres tanpa bukti.
"Jadi kita minta Andi Arief cabut pernyataan itu," ujarnya.
Sebelumnya, Andi Arief mengungkapkan Partai Demokrat menolak kedatangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ke kediaman Susilo Bambang Yudhoyono. Prabowo disebut inkonsisten dan mengalihkan sikap sebelumnya jelang pendaftaran terkait nama calon wakil presiden di Pilpres 2019.
"Di luar dugaan kami ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp500 miliar menjadi pilihannya untuk cawapres. Benar-benar jenderal di luar dugaan," kata Andi melalui pesan singkat di Jakarta.
Sementara itu terpisah, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan membantah bahwa PAN menerima mahar Rp 500 miliar dari Sandiaga Salahudin Uno untuk menjadikannya calon wakil presiden Prabowo Subianto.
"Itu apa perlu dibahas yang sesuatu yang enggak ada. Enggak usah dibahaslah, namanya apa tuh, itu boleh dikatakan sampah kan, itu hoax," kata Zulkifli Hasan di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 8 Agustus 2018.
Lebih baik, kata Zulkifli, membicarakan masalah calon presiden dan wakil presiden untuk pemilihan umum 2019. Karena, hingga malam ini dari mitra koalisi belum juga mengumumkan ke publik siapa capres dan cawapresnya.
"Sekarang yang paling penting itu soal koalisi, ini kan detik-detik akhir perkembangannya menarik. Lagi kita ikuti perkembangannya dinamis. Karena kan terus terang kalau mau jujur, belum ada satu partai pun yang mengeluarkan suara kan, karena itulah menarik, ikuti saja perkembangan," ujarnya.
[ bmw / viva /dtc / okezon / cnni ]
Uang yang disebut Andi Arief dari Sandiaga Uno ini, dianggap pencemaran nama baik dan fitnah.
"Dan mulut comberan Andi Arief itu kita harap disetop itu. Kalau tidak, kita akan tuntut dia di meja hukum," kata Yandri saat dihubungi, Rabu 8 Agustus 2018.
Yandri meminta Andi Arief yang juga wakil sekretaris jenderal Demokrat itu menarik ucapannya. Sebab, ia meyakini, uang yang disebut diberikan kepada PKS dan PAN agar menerima Sandiaga menjadi cawapres tanpa bukti.
"Jadi kita minta Andi Arief cabut pernyataan itu," ujarnya.
Sebelumnya, Andi Arief mengungkapkan Partai Demokrat menolak kedatangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ke kediaman Susilo Bambang Yudhoyono. Prabowo disebut inkonsisten dan mengalihkan sikap sebelumnya jelang pendaftaran terkait nama calon wakil presiden di Pilpres 2019.
"Di luar dugaan kami ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp500 miliar menjadi pilihannya untuk cawapres. Benar-benar jenderal di luar dugaan," kata Andi melalui pesan singkat di Jakarta.
Sementara itu terpisah, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan membantah bahwa PAN menerima mahar Rp 500 miliar dari Sandiaga Salahudin Uno untuk menjadikannya calon wakil presiden Prabowo Subianto.
"Itu apa perlu dibahas yang sesuatu yang enggak ada. Enggak usah dibahaslah, namanya apa tuh, itu boleh dikatakan sampah kan, itu hoax," kata Zulkifli Hasan di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 8 Agustus 2018.
Lebih baik, kata Zulkifli, membicarakan masalah calon presiden dan wakil presiden untuk pemilihan umum 2019. Karena, hingga malam ini dari mitra koalisi belum juga mengumumkan ke publik siapa capres dan cawapresnya.
"Sekarang yang paling penting itu soal koalisi, ini kan detik-detik akhir perkembangannya menarik. Lagi kita ikuti perkembangannya dinamis. Karena kan terus terang kalau mau jujur, belum ada satu partai pun yang mengeluarkan suara kan, karena itulah menarik, ikuti saja perkembangan," ujarnya.
[ bmw / viva /dtc / okezon / cnni ]