"Ketindihan" Saat Tidur, Bagaimana Pandangan Sains?

BLOKBERITA -- Pernahkah Anda terbangun dari tidur dan mendapati diri tidak bisa bergerak dan berbicara, bahkan kesulitan bernapas? Apa yang Anda alami sering disebut sebagai "ketindihan" dalam tidur.
Walaupun sering dikaitkan dengan hal-hal supranatural, rupanya fenomena "ketindihan" memiliki istilah ilmiah, yaitu kelumpuhan tidur atau sleep paralysis.
Menurut Dr Jan Dirk Blom, kelumpuhan tidur adalah hasil dari disosiasi fase tidur kita. Kondisi ini biasanya terjadi saat kita akan tertidur atau baru terbangun.
Saat kelumpuhan tidur terjadi pada kita, dua aspek tidur REM (Rapid Eye Movement) muncul. Otot-otot tubuh menjadi rileks ke tingkat seperti lumpuh, sementara pikirannya terbangun, meskipun orang tersebut masih bermimpi dan tubuhnya tidak bisa bergerak.

" Tidur berbaring dengan kondisi seperti lumpuh akan membangunkan sistem kewasdapaan dalam otak yang dapat menimbulkan halusinasi sesosok makhluk sedang duduk di dada," kata Blom kepada Livescience pada hari Senin (18/12/2017).
Hal tersebut merupakan kombinasi dari memori lingkungan nyata dan mimpi buruk seseorang, yang diproyeksikan ke dunia nyata. "Pengalaman itu terasa sangat nyata," kata Blom dikutip dari Livescience, Senin (18/12/2017).
Walaupun terdengar sepele dan sangat dimengerti secara ilmiah, rupanya kelumpuhan tidur patut diseriusi oleh psikiater dan psikolog.
Sebuah hasil analisis yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Psychiatry pada bulan November menemukan bahwa kelumpuhan tidur lebih sering terjadi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Para peneliti mengamati 13 studi tentang fenomena inkubus yang melibatkan 1.800 orang. Penelitian dilakukan dari berbagai negara, termasuk Kanada, Amerika Serikat, China, Jepang, Italia dan Meksiko.

Hasilnya, sedikitnya 1 dari 10 orang, atau sekitar 11 persen dari populasi umum, pernah mengalami "ketindihan". "Itu berarti ada kemungkinan 11 persen bagi individu tertentu untuk mengalami fenomena 'ketindihan' ini setidaknya sekali selama hidup mereka," kata Blom.
Namun dalam kelompok tertentu, misalnya orang dengan gangguan kejiwaan, para pengungsi dan juga pelajar, kemungkinan "ketindihan" lebih tinggi dan mencapai 41 persen.
Blom juga menambahkan bahwa orang-orang yang tidur telentang, mengonsumsi alkohol, dan memiliki pola tidur yang beraturan memiliki kemungkinan "ketindihan" yang lebih tinggi.
Berdasarkan penemuan ini, Blom pun berpendapat bahwa "ketindihan" dapat menyebabkan masalah tertentu, misalnya kecemasan, sulit tidur, dan bahkan gangguan delusional atau penyakit jiwa yang serupa dengan skizofrenia.
Para peneliti juga menduga adanya keterkaitan "ketindihan" dengan kematian mendadak saat tidur. Namun, hal tersebut masih sulit dijelaskan sampai sekarang.

"Orang yang pernah mengalami 'ketindihan' sering melaporkan memiliki tingkat kecemasan yang luar biasa," kata Blom. Banyak dari mereka memiliki perasaan bahwa mereka benar-benar akan mati ketika ketindihan, meskipun mereka tidak tahu apakah hal itu pernah terjadi atau tidak.
Menariknya, penelitian juga menemukan bahwa sosok makhluk yang menyebabkan ketindihan memiliki hubungan erat dengan latar belakang budaya seseorang.
"Semisal pasien dengan latar belakang Muslim sering berkata kepada saya bahwa mereka melihat 'ketindihan' sebagai bukti bahwa mereka dihantui oleh jin, roh tak terlihat yang diciptakan oleh Allah dari api tanpa asap," kata Blom.
Namun, tidak selalu makhluk khayalan dalam fenomena ini mengerikan.
"Saya baru saja berbicara dengan seorang gadis berusia 15 tahun yang sehat yang telah mengalami fenomena 'ketindihan'. Dia menemukan empat penguin mini yang makan di meja di dadanya, dan merasa lebih senang dan geli daripada takut," ujar Blom.  (bazz/kmps)
View

Related

Menemukan Guru Sejati

BLOKBERITA -- Tidak mungkin seseorang melihat matahari di malam hari. Ia sama tidak mungkinnya dengan melihat bintang di siang hari. Dengan cara yang sama, tidak mungkin seorang pencari berjumpa G...

Batu Satam, Meteor yang Menjelma Jadi Akik

BELITUNG, BLOKBERITA -- Belitung dalam lidah lokal menjadi 'Belitong', ini sebabnya Andrea Hirata dalam novelnya lebih gemar menggunakan huruf "O" daripada "U" untuk nama pulau ini. Tapi Belitung...

Piramida Giza yang Misterius. Sesuatu Terungkap

BLOKBERITA -- Sesuatu yang misterius dan belum diketahui mungkin tersimpan di Piramida Giza. Arkeolog mendeteksi adanya anomali suhu yang mungkin bisa merujuk pada adanya sesuatu yang tersembunyi it...

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Ketum PPP, Romahurmuziy Terjaring OTT KPK di Jatim

BLOKBERITA, JAKARTA -- Ketua Umum PPP Romahurmuziy terkena operasi tangkap tangan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi. Seperti dikutip Antara, penangkapan dilakukan di Kantor Wilayah Kemente...

Ruang Kerja Menag dan Sekjen Kemenag di Segel KPK

BLOKBERITA, JAKARTA  -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyegel dua ruangan di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2019). Salah satu ruangan yang disegel adalah ruang Mente...

Teroris di Masjid Selandia Baru sudah Rencanakan 3 Bulan Sebelumnya

BLOKBERITA, CHRISTCHURCH -- Pelaku teror di masjid Selandia baru, Brenton Tarrant ternyata sudah merencanakan jauh hari 3 bulan sebelumnya untuk melakukan aksinya di Masjid Al Noor, Christchurch, Se...

Terjerat Narkoba, Andi Arief akan Mundur dari Partai Demokrat

BLOKBERITA, JAKARTA --  Andi Arief terjerat kasus narkoba dan hingga kini masih menjalani proses hukum. Atas kasusnya itu, Andi mengajukan pengunduran diri dari jabatan Wase...

Sebaris Prosa Apologi Sri Mulyani: Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang

BLOKBERITA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menjawab tudingan terhadap dirinya dan pemerintah umumnya terutama soal utang. Isu ini mencuat menjelang Pilpres yang digelar April mendatang. Kubu pena...

IHSG Menguat, Ditutup pada level 0,09%

BLOKBERITA, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mantap menguat pada awal perdagangan hari pertama di bulan Februari, Jumat (1/2/2019). Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,54% ata...

Facebook

Quotes



















.

.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item