Meski Tak Bahagia, Banyak Pasangan Tetap Mempertahankan Pernikahan Karena 5 Alasan Ini
https://kabar22.blogspot.com/2017/08/meski-tak-bahagia-banyak-pasangan-tetap.html
BLOKBERITA -- Ada alasan di balik ucapan “selamat
menempuh hidup baru” ketika seseorang memberi selamat kepada pasangan
yang baru menikah. Pernikahan memang menjadi kehidupan baru bagi
pasangan suami-istri. Ada kebahagiaan, kesulitan, tantangan, hingga
cobaan yang menanti dalam hidup baru ini. Terlepas dari beberapa janji
untuk sehidup semati selamanya, terkadang pernikahan memang sulit untuk
dijalankan. Jika cobaan terus mendera dan pasangan suami-istri ini tak
sanggup lagi mengarungi bahtera rumah tangga bersama, apa yang sebaiknya
dilakukan? Meski banyak yang akan menjawab “pisah saja!”, namun hal
tersebut juga tidak semudah ucapan. Meski tak bahagia, masih banyak
pasangan yang tetap menjalani kehidupan pernikahan karena berbagai
hal. Ada yang terus bertahan hanya karena status. Ada banyak pasangan
juga yang merasa takut dicap gagal. Nah, coba perhatikan hal ini deh.
Lima hal ini yang biasanya menjadi alasan banyak pasangan mempertahankan
hubungan pernikahan meski sudah tidak bahagia.
1. Rasa Takut Akan Kegagalan
Meninggalkan sebuah pernikahan demi
memulai hidup baru mungkin tampak menyeramkan bagi kebanyakan orang.
Ketakutan tersebut dapat berupa ketakutan untuk hidup sendiri, ketakutan
akan kegagalan pernikahan pada hubungan yang baru, atau ketakutan jika
pasangan yang didapatkan nanti tidak sebaik pasangan sekarang. Padahal,
ketakutan tersebut dapat menghancurkan semangat hidup Anda sendiri.
2. Anak-Anak
Mereka yang menjadikan hal ini sebagai
alasan untuk mempertahankan status pernikahannya cenderung akan bertahan
lebih lama. Sebagai orang tua, mereka sudah mengorbankan diri sendiri
demi kebahagiaan anak. Tujuannya memang mulia, tetapi percayalah,
anak-anak (meski masih kecil) sebenarnya mengetahui bahwa perasaan kedua
orangtuanya hanya pura-pura.
3. Masalah Finansial
Saat menikah, rasa aman yang mungkin
langsung terasa adalah pada masalah finansial. Jika Anda wanita, mungkin
ada rasa aman karena suami yang lebih menanggung beban finansial. Rasa
aman ini bisa menjadi pisau bermata dua tatkala Anda tidak kunjung
memperoleh kebahagiaan, meski kehidupan finansial Anda sudah lebih dari
cukup. Bisa saja, hal ini dikarenakan pasangan mulai tak setia, atau
berperilaku kasar terhadap Anda dan anak. Dalam kondisi seperti ini,
uang yang banyak tidak akan mampu membeli kebahagiaan, khususnya
kebahagiaan di dalam rumah tangga.
4. Nama Baik Keluarga
Ada kalanya, di kebudayaan Indonesia,
harga diri dan citra keluarga di mata orang lain adalah hal yang sangat
penting. Melakukan hal tabu (dalam hal ini, perceraian) adalah hal buruk
yang bisa mencoreng nama baik keluarga. Meski tak selamanya seperti
ini, tetap ada beberapa pasangan yang memutuskan untuk tetap bertahan
demi menjaga nama baik keluarga besar.
5. Stigma Buruk Perceraian
Pernikahan yang tidak bahagia akan
meningkatkan angka statistik perceraian. Namun, tidak ada gunanya bagi
Anda untuk terus mempertahankan pernikahan jika hanya takut menghadapi
stigma buruk perceraian atau kegagalan pernikahan. Anda juga berhak
meraih kebahagiaan diri sendiri. Jangan takut untuk hidup sendiri karena
kebahagiaan tidak harus diraih dengan hidup berdua dengan pasangan yang
tidak mampu membahagiakan Anda. (bmw/BJ)