Ketua PBNU: Bapak Presiden Bubarkan Saja Ormas-Ormas yang Bertentangan dengan 4 Pilar !
https://kabar22.blogspot.com/2016/11/pbnu-bapak-presiden-bubarkan-saja-ormas.html
BLOKBERITA, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj meminta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membubarkan pesantren dan ormas yang
mengajarkan paham radikalisme. Ajaran yang mereka buat bertentangan
dengan pilar kebangsaan.
"Oleh
karena itu bapak Presiden, organisasi yang jelas-jelas bertentangan
dengan 4 pilar. bubarkan Pak! Bubarkan saja! atas nama Islam kek, atas
nama Kristen kek, yang bertentangan dengan 4 pilar mohon, NU mohon agar
pemerintah membubarkan organisasi itu," ujar Said di acara pembukaan
Kongres XVII Muslimat Nahdlatul Ulama, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta
Timur, Kamis, 24 November 2016.
Said
mengatakan ada pesantren-pesantren yang mengajarkan radikalisme. Salah
satunya di wilayah Jabar dan Jakarta. Dia mengatakan, apa yang diajarkan
oleh pesantren radikal itu sering kali bertentangan dengan ideologi
Pancasila bahkan menyimpang dari ajaran Agama Islam.
"Apa yang diajarkan mereka sering menjadi problem sebagai warga bangsa indonesia ini," kata Said di hadapan Jokowi.
Sementara
itu, Pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal Semarang KH Nuril Arifin
Husein meminta pemerintah untuk bertindak tegas membubarkan Front
Pembela Islam (FPI) serta menangkap pimpinannya Rizieq Shihab.
"Saya
sudah lama minta agar FPI dibubarkan saja, karena organisasi yang
katanya membela Islam itu telah banyak melenceng dari ajaran Islam dan
sering melanggar hukum dengan main hakim sendiri dan memaksakan
kehendak," tegas Gus Nuril, kepada pers di ponpesnya kawasan
Sendangguwo, Semarang, Rabu, 23 November 2016.
Menurut
mantan Panglima Pasukan Berani Mati pembela Gus Dur itu, FPI dan Rizieq
Shihab dalam aksi menggoyang Ahok terlihat sangat aktif dan menjadi
motor dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI.
"Mereka
jelas punya agenda lain selain meminta Ahok dihukum. Ahok sudah
tersangka sekarang mendesak-desak untuk ditahan. Bahkan mendatangi
pimpinan DPR untuk dibentuk Pansus mengusut Presiden Jokowi. Ini jelas
ada agenda untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah," tegas Gus Nuril.
Persoalannya sekarang, menurut Gus Nuril, berani tidak pemerintah membubarkan organisasi ini.
"Kalau
ada laporan intelijen mengatakan ada pihak-pihak yang mencoba makar,
kan sekarang sudah kelihatan orang-orangnya? Jadi, berani atau tidak.
Kalau berani, selesai kok persoalannya. Tapi kalau tidak, ya
persoalannya tak akan pernah selesai," tegasnya.
Gus
Nuril mengingatkan, kasus Ahok hanya sasaran antara untuk menjatuhkan
pemerintahan. Sasaran akhirnya adalah menghancurkan Indonesia.
"Kasus
Ahok sekaligus seperti menyadarkan kita bahwa kita harus menjaga betul
kebhinnekaan kita. Jangan sampai kita terkoyak dan tercerai-berai oleh
kepentingan asing yang memanfaatkan Pilkada DKI," tandasnya. (bin/dtc/brtst)