M. Riza Chalid: Jokowi Dimaki-maki Megawati....!
https://kabar22.blogspot.com/2015/12/m-riza-chalid-jokowi-dimaki-maki.html
BLOKBERITA — Percakapan antara Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto bersama pengusaha minyak M Riza
Chalid dengan Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin
tak melulu soal saham.
Setya dan Riza juga membicarakan soal sifat Jokowi yang dikenal keras kepala.
Saking keras kepalanya, Jokowi bahkan disebut berani melawan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dan Komjen Budi Gunawan.
Cerita Jokowi melawan Megawati ini terjadi saat pencalonan Budi Gunawan sebagai kepala Polri.
Saat itu, Jokowi akhirnya membatalkan pencalonan Budi karena mantan ajudan Megawati itu ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Di dalam rekaman percakapan yang diperdengarkan di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Rabu (2/12/2015), Riza menyebut Jokowi habis dimarahi Megawati akibat keputusannya itu.
"Di Solo ada… ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto pokoknya koalisi mereka. Dimaki-maki Pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu," kata Riza.
"Padahal, ini orang baik kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati. Terus kenapa dia menolak BG," tambah dia.
Jokowi tolak keinginan Budi Gunawan
Riza pun bercerita soal kedekatannya dengan Kapolda Papua saat Pemilihan Presiden 2014 lalu, Irjen Tito Karnavian.
"Kapolda Papua itu kan sahabat saya, sahabat deket," ungkap dia.
Namun, Tito akhirnya digeser Jokowi menjadi Kapolda Metro Jaya. Padahal, Budi Gunawan yang saat itu menjadi Kepala Lemdikpol ingin agar orang lain yang menempati posisi itu.
"Tito. Akhirnya ditarik ke Jakarta supaya nggak menyolok, jadi Asrena. Sekarang Papua sudah jalan, kasih hadiah sama Jokowi. Padahal maunya Jakarta bukan dia. Pak BG maunya bukan Tito. Pak BG maunya Pak Budi. Tapi, Budi ditaruh Bandung. Tito Jakarta. Yang minta Jokowi," kata Riza.
"Jawa Barat ha-ha-ha," kata Setya.
"Gila Pak. Alot Pak orangnya Pak," ungkap Riza.
Mendengarkan cerita Setya dan Riza panjang lebar soal Jokowi, Maroef hanya memberikan respons singkat.
"Pengalaman itu, maksudnya saya pengalaman itu. Jadi kita harus pakai akal. Kita harus pakai ini. Kuncinya kan ada kuncinya. Kuncinya kan ada di Pak Luhut, ada saya. Nanti lempar-lemparan. Ada dia strateginya. Cek gocek," kata Setya. (bin/kmps)
Setya dan Riza juga membicarakan soal sifat Jokowi yang dikenal keras kepala.
Saking keras kepalanya, Jokowi bahkan disebut berani melawan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dan Komjen Budi Gunawan.
Cerita Jokowi melawan Megawati ini terjadi saat pencalonan Budi Gunawan sebagai kepala Polri.
Saat itu, Jokowi akhirnya membatalkan pencalonan Budi karena mantan ajudan Megawati itu ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Di dalam rekaman percakapan yang diperdengarkan di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Rabu (2/12/2015), Riza menyebut Jokowi habis dimarahi Megawati akibat keputusannya itu.
"Di Solo ada… ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto pokoknya koalisi mereka. Dimaki-maki Pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu," kata Riza.
"Padahal, ini orang baik kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati. Terus kenapa dia menolak BG," tambah dia.
Jokowi tolak keinginan Budi Gunawan
Riza pun bercerita soal kedekatannya dengan Kapolda Papua saat Pemilihan Presiden 2014 lalu, Irjen Tito Karnavian.
"Kapolda Papua itu kan sahabat saya, sahabat deket," ungkap dia.
Namun, Tito akhirnya digeser Jokowi menjadi Kapolda Metro Jaya. Padahal, Budi Gunawan yang saat itu menjadi Kepala Lemdikpol ingin agar orang lain yang menempati posisi itu.
"Tito. Akhirnya ditarik ke Jakarta supaya nggak menyolok, jadi Asrena. Sekarang Papua sudah jalan, kasih hadiah sama Jokowi. Padahal maunya Jakarta bukan dia. Pak BG maunya bukan Tito. Pak BG maunya Pak Budi. Tapi, Budi ditaruh Bandung. Tito Jakarta. Yang minta Jokowi," kata Riza.
"Jawa Barat ha-ha-ha," kata Setya.
"Gila Pak. Alot Pak orangnya Pak," ungkap Riza.
Mendengarkan cerita Setya dan Riza panjang lebar soal Jokowi, Maroef hanya memberikan respons singkat.
"Pengalaman itu, maksudnya saya pengalaman itu. Jadi kita harus pakai akal. Kita harus pakai ini. Kuncinya kan ada kuncinya. Kuncinya kan ada di Pak Luhut, ada saya. Nanti lempar-lemparan. Ada dia strateginya. Cek gocek," kata Setya. (bin/kmps)