Jokowi: Tinggalkan Kultur Kepalsuan dan Kemunafikan !
https://kabar22.blogspot.com/2015/12/jokowi-saatnya-tinggalkan-kultur.html
JAKARTA, BLOKBERITA — Presiden Joko Widodo meminta hari raya Natal yang jatuh pada 25 Desember kemarin tidak hanya dijadikan sebagai perayaan dan seremonial belaka.
Menurut Jokowi, Natal tahun ini sangat tepat dijadikan sebagai waktu untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat Indonesia menjadi lebih baik.
"Sudah saatnya bergerak meninggalkan budaya kultur yang penuh kepalsuan, kemunafikan, dan mementingkan diri sendiri," kata Jokowi dalam sambutannya di perayaan Natal Nasional 2015 di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (28/12/2015).
"Sekarang saat yang tepat untuk berbagi dengan sesama," ucapnya.
Sandiwara
Acara perayaan Natal Nasional diikuti sekitar 10.000 masyarakat NTT, baik dari umat Kristiani, Muslim, Hindu, maupun Buddha. Tahun ini, acara mengambil tema "Hidup Bersama sebagai Keluarga Allah".
Toleransi dan keberagaman ditonjolkan dengan penampilan lantunan azan yang dipadukan dengan Ave Maria hingga kasidah.
"Merayakan Natal seharusnya bisa mengubah cara kita berpikir, bertindak, dan berhubungan antar-anak bangsa untuk menghayati Pancasila," ujar Jokowi.
Di dunia yang berubah cepat, tambah Presiden, dibutuhkan insan yang berdikari, mengutamakan nilai budi pekerti, kepatutan, sopan santun, dan toleransi.
Natal juga harus membawa semangat kebersahajaan untuk berani mengatakan cukup, semangat untuk rela berbagi, dan tak menghamburkan uang, juga perkecil jurang antara kaya dan miskin.
"Natal tanpa perubahan perilaku hanyalah sandiwara," ucap Jokowi mengutip Paus Fransiskus.
Acara ini dihadiri Menteri Perdagangan yang juga Ketua Umum Panitia Perayaaan Natal Nasional Thomas Trikasih Lembong.
Hadir pula Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti, dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya. (bin/kmps).
Menurut Jokowi, Natal tahun ini sangat tepat dijadikan sebagai waktu untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat Indonesia menjadi lebih baik.
"Sudah saatnya bergerak meninggalkan budaya kultur yang penuh kepalsuan, kemunafikan, dan mementingkan diri sendiri," kata Jokowi dalam sambutannya di perayaan Natal Nasional 2015 di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (28/12/2015).
"Sekarang saat yang tepat untuk berbagi dengan sesama," ucapnya.
Sandiwara
Acara perayaan Natal Nasional diikuti sekitar 10.000 masyarakat NTT, baik dari umat Kristiani, Muslim, Hindu, maupun Buddha. Tahun ini, acara mengambil tema "Hidup Bersama sebagai Keluarga Allah".
Toleransi dan keberagaman ditonjolkan dengan penampilan lantunan azan yang dipadukan dengan Ave Maria hingga kasidah.
"Merayakan Natal seharusnya bisa mengubah cara kita berpikir, bertindak, dan berhubungan antar-anak bangsa untuk menghayati Pancasila," ujar Jokowi.
Di dunia yang berubah cepat, tambah Presiden, dibutuhkan insan yang berdikari, mengutamakan nilai budi pekerti, kepatutan, sopan santun, dan toleransi.
Natal juga harus membawa semangat kebersahajaan untuk berani mengatakan cukup, semangat untuk rela berbagi, dan tak menghamburkan uang, juga perkecil jurang antara kaya dan miskin.
"Natal tanpa perubahan perilaku hanyalah sandiwara," ucap Jokowi mengutip Paus Fransiskus.
Acara ini dihadiri Menteri Perdagangan yang juga Ketua Umum Panitia Perayaaan Natal Nasional Thomas Trikasih Lembong.
Hadir pula Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti, dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya. (bin/kmps).