Pesawat Rusia yang Jatuh di Semenanjung Sinai karena Bomb ?
https://kabar22.blogspot.com/2015/11/pesawat-rusia-yang-jatuh-di-semenanjung.html
LONDON, BLOKBERITA - Presiden AS Barack Obama dan
Perdana Menteri Inggris David Cameron, Kamis (5/11/2015), mengemukakan,
sebuah bom kemungkinan telah menyebabkan pesawat penumpang Rusia jatuh
di atas Semenanjung Sinai, Mesir, Sabtu lalu.
Perkatan Obama dan Cameron itu merongrong upaya Kairo dan Moskwa untuk mengenyampingkan dugaan adanya sebuah serangan.
Sementara itu sejumlah maskapai penerbangan Eropa siap membawa pulang ribuan wisatawan dari resor Sharm el-Sheikh di Laut Tengah saat kekhawatiran atas masalah keamanan meningkat.
Pesawat naas yang dioperasikan maskapai penerbangan Rusia, Metrojet, itu berangkat dari Sharm el-Sheikh pada Sabtu lalu.
"Saya pikir ada kemungkinan bahwa ada bom di dalam pesawat dan kami sedang menangani hal itu sangat serius," kata Obama kepada sebuah stasiun radio AS. Namun dia menekankan bahwa masih terlalu dini untuk memastikan hal tesebut.
Di London, di mana Cameron sedang menerima kunjungan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, Perdana Menteri Inggris itu mengatakan kepada wartawan bahwa "lebih mungkin ketimbang tidak bahwa bom teroris" telah menyebabkan kecelakaan tersebut.
Kelompok Negara Islam atau ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat itu. Pesawat yang sedang menuju Saint Petersburg itu jatuh setelah lepas landas dari Sharm el-Sheikh, menewaskan semua 224 orang di dalamnya, terutama para wisatawan Rusia.
Namun Menteri Penerbangan Sipil Mesir, Hossam Kamal, mengatakan "belum ada bukti atau data yang mengkonfirmasi teori" tentang sebuah serangan dan Kremlin telah menepis hal itu sebagai "spekulasi".
Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mengotorisasi serangan terhadap para pemberontak termasuk terhadap militan ISIS di Suriah, mengatakan penilaian atas kecelakaan itu harus berdasarkan pada "penyelidikan resmi yang sedang berlangsung".
Sisi berusaha menggunakan kunjungannya ke London pada Kamis untuk meredakan kekhawatiran terkait keselamatan para wisatawan di negara asalnya setelah beberapa negara membatalkan penerbangan ke dan dari Sharm el-Sheikh. Pembatalan itu membuat para turis terdampar, sementara para pejabat tengah menilai standar keamanan di bandara.
Tidak ada larangan global atau Eropa dan sejumlah maskapai melanjutkan penerbangan dari bandara itu. Namun Perancis dan Belgia telah memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke Sharm el-Sheikh dan Inggris menyarankan larangan penerbangan ke dan dari resor itu kecuali memang penting.
Penerbangan dari Inggris ke Sharm el-Sheikh tetap dibatalkan tetapi pemerintah Inggris mengotoriasi penerbangan terus berlanjut dari resor itu pada Jumat demi membawa pulang sekitar 20.000 wisatawan Inggris. Namun para penumpang hanya akan diizinkan untuk membawa tas tangan.
Maskapai Belgia, Jetair, mengumumkan langkah-langkah yang sama dengan mengatakan akan mengirim tiga pesawat ke Sharm el-Sheikh untuk memulangkan para wisatawan tetapi tanpa menerima bagasi. (bmw/kmps)
Perkatan Obama dan Cameron itu merongrong upaya Kairo dan Moskwa untuk mengenyampingkan dugaan adanya sebuah serangan.
Sementara itu sejumlah maskapai penerbangan Eropa siap membawa pulang ribuan wisatawan dari resor Sharm el-Sheikh di Laut Tengah saat kekhawatiran atas masalah keamanan meningkat.
Pesawat naas yang dioperasikan maskapai penerbangan Rusia, Metrojet, itu berangkat dari Sharm el-Sheikh pada Sabtu lalu.
"Saya pikir ada kemungkinan bahwa ada bom di dalam pesawat dan kami sedang menangani hal itu sangat serius," kata Obama kepada sebuah stasiun radio AS. Namun dia menekankan bahwa masih terlalu dini untuk memastikan hal tesebut.
Di London, di mana Cameron sedang menerima kunjungan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, Perdana Menteri Inggris itu mengatakan kepada wartawan bahwa "lebih mungkin ketimbang tidak bahwa bom teroris" telah menyebabkan kecelakaan tersebut.
Kelompok Negara Islam atau ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat itu. Pesawat yang sedang menuju Saint Petersburg itu jatuh setelah lepas landas dari Sharm el-Sheikh, menewaskan semua 224 orang di dalamnya, terutama para wisatawan Rusia.
Namun Menteri Penerbangan Sipil Mesir, Hossam Kamal, mengatakan "belum ada bukti atau data yang mengkonfirmasi teori" tentang sebuah serangan dan Kremlin telah menepis hal itu sebagai "spekulasi".
Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mengotorisasi serangan terhadap para pemberontak termasuk terhadap militan ISIS di Suriah, mengatakan penilaian atas kecelakaan itu harus berdasarkan pada "penyelidikan resmi yang sedang berlangsung".
Sisi berusaha menggunakan kunjungannya ke London pada Kamis untuk meredakan kekhawatiran terkait keselamatan para wisatawan di negara asalnya setelah beberapa negara membatalkan penerbangan ke dan dari Sharm el-Sheikh. Pembatalan itu membuat para turis terdampar, sementara para pejabat tengah menilai standar keamanan di bandara.
Tidak ada larangan global atau Eropa dan sejumlah maskapai melanjutkan penerbangan dari bandara itu. Namun Perancis dan Belgia telah memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke Sharm el-Sheikh dan Inggris menyarankan larangan penerbangan ke dan dari resor itu kecuali memang penting.
Penerbangan dari Inggris ke Sharm el-Sheikh tetap dibatalkan tetapi pemerintah Inggris mengotoriasi penerbangan terus berlanjut dari resor itu pada Jumat demi membawa pulang sekitar 20.000 wisatawan Inggris. Namun para penumpang hanya akan diizinkan untuk membawa tas tangan.
Maskapai Belgia, Jetair, mengumumkan langkah-langkah yang sama dengan mengatakan akan mengirim tiga pesawat ke Sharm el-Sheikh untuk memulangkan para wisatawan tetapi tanpa menerima bagasi. (bmw/kmps)