Cerita Terbongkarnya Permainan Ketua DPR Pencatut Nama Presiden
https://kabar22.blogspot.com/2015/11/cerita-terbongkarnya-permainan-petinggi.html
BLOKBERITA -- Menteri ESDM Sudirman Said sudah menyetorkan nama
anggota DPR yang mencatut nama Presiden-Wakil Presiden terkait
perpanjangan kontrak PT Freeport ke MKD DPR. Anggota DPR itu juga minta
saham sebesar 20 persen saham PT Freeport.
Dalam jumpa pers usai melaporkan anggota DPR itu ke MKD di gedung DPR, Jakarta, Senin (16/11/2015), Sudirman menyebut politisi itu bersama pengusaha beberapa kali memanggil dan melakukan pertemuan dengan pimpinan PT Freeport.
Dari pertemuan pertama dan kedua, pimpinan PT Freeport menilai arah pembicaraan mengarah pada keinginan anggota DPR meminta saham kepada Freeport yang dikaitkan dengan janji memperpanjang kontrak PT Freeport yang berakhir 2021.
Maka pada pertemuan ketiga hari Senin, 8 Juni 2015 pukul 14.00-16.00 WIB di kawasan Pacific Place, SCBD, Jakarta, pertemuan tersebut direkam lalu dilaporkan pimpinan PT Freeport kepada Menteri ESDM Sudirman Said.
"Anggota DPR tersebut menjanjikan suatu cara penyelesaian tentang kelanjutan kontrak PT Freeport, dan meminta agar PT Freeport memberikan saham yang disebutnya akan diberikan kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla," ucap Sudirman soal isi pertemuan ketiga itu.
"Keterangan tersebut saya peroleh dari pimpinan PT Freeport Indonesia," imbuhnya.
Permintaan yang diajukan tak tanggung-tanggung. Si politisi kuat itu meminta 20 persen saham PT Freeport, yang diklaim 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wakil Presiden. Sementara untuk proyek listrik di Papua dia meminta PT Freeport menjadi investor sekaligus off-taker (pembeli) tenaga listrik itu.
Di proyek listrik itu, si anggota DPR meminta saham yang angkanya cukup besar, yaitu 49 persen saham dan sisanya sebesar 51 persen untuk PT Freeport sebagai investor. Semua angka itu terekam dalam pembicaraan ketiga di Pacific Place tadi.
Lalu mengapa pimpinan PT Freeport melapor ke Menteri ESDM? "Sejak saya menjabat sebagai menteri ESDM dan memulai proses negosiasi dengan PT Freeport, saya minta kepada pimpinan PT Freeport melaporkan setiap interaksi dengan pemangku kepentingan utama," jawab Sudirman.
"(Tujuannya) untuk menjaga agar keputusan apapun diambil secara transparan, mengutamakan kepentingan nasional dan bebas campur tangan pihak-pihak yang akan mengambil keuntungan pribadi," imbuhnya.
Atas dasar itulah Sudirman melaporkan anggota DPR yang menurutnya melakukan tindakan tak patut itu ke MKD, karena menjanjikan kontrak PT Freeport yang sedang bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia.
"Saya melaporkan hal-hal tersebut di atas kepada MKD karena saya percaya pada proses institutional dan konstitusional," tegas Sudirman.
Wakil Ketua MKD Junimart Girsang mengatakan Sudirman Said berjanji memberikan rekaman suara si politikus kuat DPR ke MKD. Hanya saja dalam laporan hari ini, Sudirman baru menyerahkan transkripnya, belum dalam bentuk rekaman.
"Bukti tadi diserahkan transkrip percakapan dan saya minta diberikan juga bukti rekaman yang konkret orisinil, biar kami lakukan telaah hasil rekaman tersebut. Beliau akan serahkan bukti rekaman itu," ucap Junimart.
Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul merasa sudah tahu sosok pencatut nama Presiden yang dilaporkan Sudirman Said. Dia menyebut si politikus dengan istilah 'komandan'.
"Kita tunggu MKD nanti akan memanggil komandan itu. Ya kalian tahulah komandan itu. Kalian tahu komandan kami siapalah," ujar Ruhut. Namun belum jelas siapa komandan yang dimaksud Ruhut.
SS: SN Tukang Catutnya
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (SS) membenarkan bahwa politisi yang dilaporkannya ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) hari ini (16/11) adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto (SN).
Hal tersebut diungkapkan Sudirman kepada Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif yang tayang di Metro TV, Senin (16/11/2015) petang seperti dikutip Kompas.com.
Saat itu, Najwa menunjukkan sebuah foto surat laporan Sudirman dan menunjukkan adanya nama Setya Novanto sebagai pihak terlapor.
"Di situ, ada kop surat kementerian, ada paraf saya. Saya kira, ya ini laporan yang saya bikin," ujar dia membenarkan.
"Di sini disebutkan laporan tidak terpuji saudara Setya Novanto," lanjut Najwa.
"Saya sebagai Menteri ESDM, hal-hal sebagai berikut melaporkan, ya itu isi laporan saya kepada MKD," jelas Sudirman.
SN Bantah
Ketua DPR Setya Novanto (SN) angkat bicara mengenai pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said.
Sudirman menyebut adanya politisi yang mencatut nama presiden dan wakil presiden terkait Freeport.
" Yang jelas saya selaku pimpinan DPR. Tentu tidak pernah kita untuk membawa nama presiden, istilahnya atau mencatut nama presiden," kata Novanto di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/11/2015).
Ia mengatakan selalu berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas persoalan bangsa.
Ia mencontohkan pembahasan mengenai kesejahteraan rakyat "Yang saya lakukan pembicaraan dengan presiden tentu hal-hal yang benar," imbuhnya.
Sedangkan berkaitan dengan menteri-menteri, Novanto menuturkan membahas sesuatu yang bertujuang bagi kepentingan bangsa. Politikus Golkar itu pun membantah membawa nama presiden ketika sedang melakukan pertemuan.
[ bin / tribun / dtc ]
Dalam jumpa pers usai melaporkan anggota DPR itu ke MKD di gedung DPR, Jakarta, Senin (16/11/2015), Sudirman menyebut politisi itu bersama pengusaha beberapa kali memanggil dan melakukan pertemuan dengan pimpinan PT Freeport.
Dari pertemuan pertama dan kedua, pimpinan PT Freeport menilai arah pembicaraan mengarah pada keinginan anggota DPR meminta saham kepada Freeport yang dikaitkan dengan janji memperpanjang kontrak PT Freeport yang berakhir 2021.
Maka pada pertemuan ketiga hari Senin, 8 Juni 2015 pukul 14.00-16.00 WIB di kawasan Pacific Place, SCBD, Jakarta, pertemuan tersebut direkam lalu dilaporkan pimpinan PT Freeport kepada Menteri ESDM Sudirman Said.
"Anggota DPR tersebut menjanjikan suatu cara penyelesaian tentang kelanjutan kontrak PT Freeport, dan meminta agar PT Freeport memberikan saham yang disebutnya akan diberikan kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla," ucap Sudirman soal isi pertemuan ketiga itu.
"Keterangan tersebut saya peroleh dari pimpinan PT Freeport Indonesia," imbuhnya.
Permintaan yang diajukan tak tanggung-tanggung. Si politisi kuat itu meminta 20 persen saham PT Freeport, yang diklaim 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wakil Presiden. Sementara untuk proyek listrik di Papua dia meminta PT Freeport menjadi investor sekaligus off-taker (pembeli) tenaga listrik itu.
Di proyek listrik itu, si anggota DPR meminta saham yang angkanya cukup besar, yaitu 49 persen saham dan sisanya sebesar 51 persen untuk PT Freeport sebagai investor. Semua angka itu terekam dalam pembicaraan ketiga di Pacific Place tadi.
Lalu mengapa pimpinan PT Freeport melapor ke Menteri ESDM? "Sejak saya menjabat sebagai menteri ESDM dan memulai proses negosiasi dengan PT Freeport, saya minta kepada pimpinan PT Freeport melaporkan setiap interaksi dengan pemangku kepentingan utama," jawab Sudirman.
"(Tujuannya) untuk menjaga agar keputusan apapun diambil secara transparan, mengutamakan kepentingan nasional dan bebas campur tangan pihak-pihak yang akan mengambil keuntungan pribadi," imbuhnya.
Atas dasar itulah Sudirman melaporkan anggota DPR yang menurutnya melakukan tindakan tak patut itu ke MKD, karena menjanjikan kontrak PT Freeport yang sedang bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia.
"Saya melaporkan hal-hal tersebut di atas kepada MKD karena saya percaya pada proses institutional dan konstitusional," tegas Sudirman.
Wakil Ketua MKD Junimart Girsang mengatakan Sudirman Said berjanji memberikan rekaman suara si politikus kuat DPR ke MKD. Hanya saja dalam laporan hari ini, Sudirman baru menyerahkan transkripnya, belum dalam bentuk rekaman.
"Bukti tadi diserahkan transkrip percakapan dan saya minta diberikan juga bukti rekaman yang konkret orisinil, biar kami lakukan telaah hasil rekaman tersebut. Beliau akan serahkan bukti rekaman itu," ucap Junimart.
Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul merasa sudah tahu sosok pencatut nama Presiden yang dilaporkan Sudirman Said. Dia menyebut si politikus dengan istilah 'komandan'.
"Kita tunggu MKD nanti akan memanggil komandan itu. Ya kalian tahulah komandan itu. Kalian tahu komandan kami siapalah," ujar Ruhut. Namun belum jelas siapa komandan yang dimaksud Ruhut.
SS: SN Tukang Catutnya
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (SS) membenarkan bahwa politisi yang dilaporkannya ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) hari ini (16/11) adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto (SN).
Hal tersebut diungkapkan Sudirman kepada Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif yang tayang di Metro TV, Senin (16/11/2015) petang seperti dikutip Kompas.com.
Saat itu, Najwa menunjukkan sebuah foto surat laporan Sudirman dan menunjukkan adanya nama Setya Novanto sebagai pihak terlapor.
"Di situ, ada kop surat kementerian, ada paraf saya. Saya kira, ya ini laporan yang saya bikin," ujar dia membenarkan.
"Di sini disebutkan laporan tidak terpuji saudara Setya Novanto," lanjut Najwa.
"Saya sebagai Menteri ESDM, hal-hal sebagai berikut melaporkan, ya itu isi laporan saya kepada MKD," jelas Sudirman.
SN Bantah
Ketua DPR Setya Novanto (SN) angkat bicara mengenai pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said.
Sudirman menyebut adanya politisi yang mencatut nama presiden dan wakil presiden terkait Freeport.
" Yang jelas saya selaku pimpinan DPR. Tentu tidak pernah kita untuk membawa nama presiden, istilahnya atau mencatut nama presiden," kata Novanto di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/11/2015).
Ia mengatakan selalu berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas persoalan bangsa.
Ia mencontohkan pembahasan mengenai kesejahteraan rakyat "Yang saya lakukan pembicaraan dengan presiden tentu hal-hal yang benar," imbuhnya.
Sedangkan berkaitan dengan menteri-menteri, Novanto menuturkan membahas sesuatu yang bertujuang bagi kepentingan bangsa. Politikus Golkar itu pun membantah membawa nama presiden ketika sedang melakukan pertemuan.
" Karena kita tentu harus hati-hati membawa nama presiden karena
beliau kepala negara kita dan tentu kita harus sampaikan yang betul
menyampaikannya yang jelas," ujarnya.
Seperti diberitakan, Menteri ESDM Sudirman Said menyebutkan ada politisi yang telah mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres JK terkait perpanjangan kontrak Freeport di Indonesia.
Politisi tadi menjanjikan kepada pihak Freeport perpanjangan kontrak asal ada konsesi yang didapatkan dari jasanya.
Praktik semacam ini, menurut Sudirman, telah menjadi modus yang telah lama berjalan dalam tata kelola ESDM selama ini.
Seperti diberitakan, Menteri ESDM Sudirman Said menyebutkan ada politisi yang telah mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres JK terkait perpanjangan kontrak Freeport di Indonesia.
Politisi tadi menjanjikan kepada pihak Freeport perpanjangan kontrak asal ada konsesi yang didapatkan dari jasanya.
Praktik semacam ini, menurut Sudirman, telah menjadi modus yang telah lama berjalan dalam tata kelola ESDM selama ini.
[ bin / tribun / dtc ]