Daya Beli Masyarakat Lemah, Harga BBM akan Turun Pekan Depan ?
https://kabar22.blogspot.com/2015/10/daya-beli-masyarakat-lemah-harga-bbm.html
BLOKBERITA — Inilah ikhtiar lanjutan pemerintah untuk mengangkat daya beli masyarakat, yakni harga bahan bakar minyak (BBM) akan diturunkan mulai pekan depan dan bunga kredit perbankan bakal dipangkas. Saat bersamaan, pemerintah akan menggenjot program padat karya yang berpeluang menyedot banyak tenaga kerja.
Agenda tersebut merupakan hasil rapat
kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis
(2/10/2015) kemarin. Dalam rapat tersebut, Presiden memerintahkan
Pertamina agar segera menghitung besaran penurunan harga bensin dan
solar. Sebab, masih ada ruang bagi Pertamina untuk menurunkan harga BBM.
Selain menurunkan harga BBM, bunga
kredit bank juga akan diturunkan. Selain mengurangi beban nasabah, saat
ini bank di Indonesia juga menikmati margin bunga tertinggi di kawasan
ASEAN. "Bank harus efisien supaya bunga kredit turun," kata Presiden,
kemarin.
Ihwal program padat karya, belanja dana
infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PU-Pera) dan Dana Desa bakal digenjot. Maklum, belanja proyek di
Kementerian PU-Pera memasuki lampu kuning. Sejauh ini, porsi anggaran
proyek yang sudah digunakan baru mencapai sekitar Rp 47 triliun atau
sekitar 40,4 persen dari total anggaran proyek senilai Rp 118 triliun.
Kendati selama ini cenderung keberatan
dengan penurunan harga BBM, Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto
berjanji siap melaksanakan titah Presiden. Maklum, versi Pertamina,
harga jual premium lebih rendah 2 persen dari harga pasar. Dengan kata
lain, Pertamina menjual premium lebih murah 2 persen dari harga
pasarnya.
Toh, penurunan harga BBM sudah menjadi
perintah Presiden. Untuk menurunkan harga premium dan solar, Pertamina
akan menghemat biaya di kilang minyak serta menekan biaya impor BBM.
Menurut Dwi, salah satu langkah
efisiensi yang dilakukan Pertamina adalah dengan mengaktifkan proyek
Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) atau menaikkan kapasitas kilang
Cilacap. Kini, kilang itu berkapasitas 350.000 barrel per hari. Jika
mengaktifkan RFCC, beban impor minyak bisa turun sekitar 5 persen.
Pertamina juga akan mengoptimalkan PT
Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) untuk mengurangi kebutuhan
impor tahun ini sebesar 10 persen dan 20 persen tahun depan. "Itu
signifikan menekan impor solar," kata Dwi.
Soal penurunan bunga kredit, Menko
Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, salah satu caranya adalah
dengan menaikkan efisiensi perbankan. BI pun sudah memiliki rincian
biaya yang ditanggung industri perbankan.
Tiga agenda utama yang dirancang pemerintah ini sejalan dengan
harapan sejumlah kalangan. Setidaknya, cara ini bisa mengurangi beban
masyarakat akibat lesunya ekonomi. (bazz/kmps)
