Modus Kejahatan Baru, Pelaku Pura-pura Jadi Penyumbang. Waspadalah !

Pelaku yang ditangkap jajaran Polres Metro Jakarta Barat adalah ABI (47) yang berperan sebagai eksekutor, AR (31) sebagai pengambil uang di ATM, dan AS sebagai sopir. Ketiganya dibekuk di Plaza Festival, Jakarta Selatan, Senin (4/5) lalu. Tiga orang itu sedang mentransfer uang korban ke rekening mereka.
Korban yang rekeningnya dikuras tersebut adalah Indra Gerilyadi (60). Warga Palembang, Sumatera Selatan, tersebut tertipu di depan minimarket di Jalan Mangga Besar, Tamansari, Jakarta Barat.
Kepala Subunit Jatanras Ipda Dimitri Mahendra, selaku pemimpin operasi penangkapan pembobol ATM, menuturkan, korban hendak mengoperasi mata di Jakarta. Saat berjalan di Jalan Mangga Besar, Minggu (26/4) sekitar pukul 08.00, Indra dihentikan seseorang yang mengaku sebagai warga negara asing asal Brunei.
Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Bachtiar Ujang Purnama mengungkapkan, komplotan ini diduga sudah beraksi sebanyak 20 kali. Saat beraksi, tiga pelaku berpura-pura sebagai warga Brunei. Dengan logat Melayu, tiga orang ini bertanya kepada korban alamat masjid terdekat. Mereka berpura-pura ingin menitipkan uang untuk disumbangkan ke masjid tersebut.
"Alasannya, tidak tahu alamat masjid yang dituju dan kartu ATM-nya keluaran bank asing," ujar AKBP Ujang di Markas Polres Metro Jakarta Barat, Rabu (6/5/2015).
Korban yang terkecoh dengan bujuk rayu pelaku akhirnya takhluk saat pelaku mengajak ke ATM terdekat. Korban dibawa ke ATM dengan mengendarai mobil milik pelaku. Di dalam mobil, ada dua orang lain yang berperan sebagai sopir dan pembantu eksekutor.
Komplotan penjahat ini sempat menunjukkan saldo di rekening ATM milik salah satu pelaku yang berjumlah hingga Rp 9 miliar. Setelah memberitahu saldonya, pelaku bertanya apakah korban memiliki ATM. Korban kemudian menunjukkan kartu ATM. Tak puas, pelaku meminta korban menunjukkan apakah ATM tersebut bisa digunakan. Korban pun mengikuti arahan pelaku dan mengecek saldonya. Di situlah, pelaku mengintip kode PIN ATM korban.
"Kami mengintip (kode PIN korban)," kata pelaku AR (31) saat ditanya bagaimana ia menguras saldo rekening korban.
Sesampainya di mobil, pelaku kembali bertanya soal ATM korban. Korban menunjukkan kartu ATM-nya. Sembari mengobrol, kartu ATM korban diganti dengan kartu ATM palsu yang sudah disiapkan pelaku. Belakangan, sekitar 100 ATM palsu berbagai bank milik pelaku disita sebagai barang bukti.
Korban sempat tidak menyadari kalau kartu ATM-nya sudah diganti dengan kartu palsu. Ia baru menyadari setelah kartu itu tidak bisa digunakan untuk bertransaksi. Korban lebih kaget ketika mengetahui uang senilai Rp 177 juta sudah terkuras habis.
Bukan hipnosis
Dari penyelidikan sementara, tidak ada unsur hipnosis yang dilakukan para pelaku. Polisi juga mendalami rekening pelaku dengan Rp 9 miliar di dalamnya.
Pelaku dijerat Pasal 378 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang Penipuan, serta Pasal 362 KHUP tentang Pencurian dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
Atas kejadian ini, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Putu Putera Sadana mengimbau masyarakat untuk tidak segera memercayai orang asing yang meminta bantuan. Apalagi, pelaku sampai meminta korban menunjukkan kartu ATM dan mengecek saldo rekeningnya.
"Jangan mudah percaya pada orang yang tidak Anda kenal," ujar Putu.
Sebelumnya, pembobol ATM juga ditangkap di Jakarta Barat. Kala itu, modus yang digunakan adalah berpura-pura membantu nasabah yang kebingungan karena kartu ATM-nya bermasalah. Pelaku terlebih dahulu mengganjal mesin ATM dengan korek api, menjatuhkan uang di dekat korban, mengganti kartu ATM dengan kartu palsu, mengintip kode PIN, lalu menguras rekening korban.
Modus Penipuan Lewat ATM
Penipuan via anjungan tunai mandiri (ATM) sering terjadi. Meski sudah banyak yang melaporkan menjadi korban penipuan semacam itu, tetap saja masih ada orang yang tertipu.
Korban penipuan yang mentransfer uang ke rekening yang diminta biasanya sedang lengah dan panik. Selain itu, mereka juga belum mengetahui ada penipuan yang ujung-ujungnya meminta mentransfer uang via ATM.
Beberapa kasus penipuan via ATM kerap bermula dari kontak pelaku terhadap korban, baik melalui telepon maupun SMS. Setelah berhasil meyakinkan korbannya, pelaku akan menggiring korban agar mentransfer sejumlah uang via ATM.
Beberapa modus yang kerap digunakan antara lain memberikan kabar buruk via telepon yang mengaku dari pihak rumah sakit, kemudian mengabarkan jika anggota keluarga korban mengalami kecelakaan. Tujuannya, pelaku berharap korban mentransfer sejumlah uang guna biaya pengobatan atau jaminan pasien selama rumah sakit.
Ada juga kasus penipuan yang mengaku dari kantor polisi dengan skenario pihak keluarga korban sedang terkait kasus tertentu. Komplotan penipu akan berpura-pura berdialog antarpelaku, seolah-olah sedang terjadi diskusi antara atasan dan bawahan.
Tak hanya via telepon, beberapa modus lainnya yang masih sering digunakan pelaku penipuan ialah melalui jalur SMS dengan pesan terkait undian berhadiah. SMS dikirimkan secara acak ke nomor ponsel korban yang berisi permintaan transfer ke rekening pelaku yang mengaku kenalan dekat.
Arini (25), seorang karyawan perusahaan swasta, mengaku sering mendapat telepon yang menyebutkan dia menang undian dan diminta mentransfer sejumlah uang untuk mengambil hadiah tersebut.
" Tapi, berhubung sudah malam, jadi saya abaikan saja. Masa costumer service-nya buka layanan tengah malam. Memangnya operator pengaduan apa?" ujarnya heran.
Rizky (24), juga seorang karyawan perusahaan swasta di kawasan Sudirman, menceritakan pengalamannya nyaris menjadi korban penipuan. Menurut dia, ada trik khusus agar tidak tertipu modus penipuan yang meminta transfer uang via ATM.
" Pertama, jangan panik. Tenang dan cobalah berpikir logis. Tetap coba hubungi dulu keluarga dekat untuk menghubungi keluarga yang tertimpa musibah. Kemudian, tidak perlu takut terhadap dengan ancaman pelaku. tanyain aja ke pelaku, di mana lokasi kejadiannya? Jam berapa, kronologinya gimana? Kalau bisa kita yang harus mendesak pelaku. Kalau bisa, minta untuk ngomong langsung sama keluarga dengan pertanyaan yang sama," ujarnya berbagi tips.