BEM Urung Demo 20 Mei, Why ?

Andi menyatakan, awalnya gabungan BEM berencana menggelar aksi pada Rabu besok. Namun, niat itu diurungkan karena ada isu bahwa aksi unjuk rasa akan disusupi dengan agenda menurunkan Jokowi.
" Kami awalnya mau demo tanggal segitu, tapi ternyata tanggal 20 ada yang mainin isu lengserkan Presiden. Makanya, kami jadi (unjuk rasa) tanggal 21," ucap Andi seusai bertemu Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Senin (18/5/2015) malam.
Dia tidak tahu siapa yang menggerakkan massa menggelorakan isu pelengseran Jokowi itu. Namun, BEM UI bersama dengan BEM lain yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) memutuskan tidak mau berunjuk rasa dengan tuntutan agar Jokowi turun takhta.
Menurut Andi, prinsip pergerakan mahasiswa kini berubah. Pada era reformasi, pergerakan mahasiswa berhasil karena sudah menggulingkan sebuah rezim. Namun, unjuk rasa mahasiswa kali ini akan ditujukan untuk menyadarkan pemerintah tentang masalah yang dihadapi bangsa saat ini dan masa depan.
" Kami berbeda dengan pergerakan tahun '98 dan '66. Kami tidak ingin gerakan mahasiswa selalu dikaitkan dengan turunnya rezim. Kami ingin membangunkan Presiden tentang persoalan di depan mata. Terlalu dini untuk mengeluarkan hal itu (pelengseran Presiden)," kata Andi.
Dia menuturkan, dalam pertemuan BEM sejumlah perguruan tinggi tadi malam, Jokowi sempat menanyakan soal rencana aksi unjuk rasa. Perwakilan BEM yang hadir, yakni dari UI, Universitas Gadjah Mada, Universitas Parahyangan, Universitas Padjadjaran, Universitas Trisakti, dan Universitas Atmajaya, telah bersepakat untuk tidak turun ke jalan pada Rabu besok. Mereka akan mengumpulkan massa mahasiswa dari seluruh Indonesia pada 21 Mei dengan estimasi peserta unjuk rasa mencapai 2.000-3.000 orang. Dalam unjuk rasa itu, mereka akan berkumpul di seputar Patung Arjuna Wijaya, dilanjutkan dengan berjalan kaki hingga depan Istana Merdeka.
Ada tiga hal yang akan menjadi tuntutan mahasiswa. Di bidang hukum, demonstran akan meminta Presiden menjamin penguatan Komisi Pemberantasan Korupsi. Di sektor energi, tuntutan berupa penerapan batas atas harga bahan bakar minyak. Adapun di bidang kesehatan, mahasiswa menyoroti kekacauan pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Mahasiswa juga mendesak pemerintah untuk mengendalikan harga bahan kebutuhan pokok.
[ bmw / oke /kmps ]