Rapat Konsolidasi Kubu Agung Laksono di Medan Kisruh. Sabotase ?
https://kabar22.blogspot.com/2015/04/rapat-konsolidasi-kubu-agung-laksono-di.html
MEDAN, BLOKBERITA -- Rapat konsolidasi Partai Golkar Sumatera Utara yang dihadiri Agung Laksono di salah satu hotel berbintang di Medan berlangsung ricuh. Potensi kericuhan dimulai ketika beberapa peserta rapat menyebut Ketua Panitia Rapat Konsolidasi, sekaligus Plt Sekretaris Partai Golkar Sumut Yasir Ridho Lubis sebagai pengkhianat.
Kericuhan meninggi ketika Leo Nababan sekaligus Plt Ketua Partai Golkar Sumut memberikan sambutan. Sejumlah peserta beratribut Partai Golkar berteriak dan mengatakan kepengurusan Agung Laksono tidak sah.
Leo Nababan yang berada di podium emosi mendengar teriakan tersebut. Dia bahkan meminta seluruh kader dapat menghormati rapat konsolidasi yang tengah berlangsung.
" Silakan anda keluar kalau ini dianggap tidak sah," tegas Leo, Sabtu (11/4).
Permintaan itu tidak digubris, mereka kembali berteriak dan menyebut dualisme kepengurusan sedang menjalani proses hukum di PTUN. Leo langsung menanggapinya, dia mengklaim kepengurusan Golkar yang sah sesuai dengan keputusan Menkum HAM Yasonna Laoly.
" Silakan ke PTUN, tetapi kami menghormati keputusan Menkum HAM RI," katanya.
Pernyataan Leo dianggap kurang memuaskan sehingga puluhan kader yang memprotes kepengurusan Agung Laksono itu maju hingga mendekati podium. Upaya itu dihalangi sejumlah personel polisi berbaju preman dan mencegah mereka mendekati kursi Agung Laksono.
Agung Laksono yang duduk bersama senior Partai Golkar Sumut Dharma Indra Siregar terlihat hanya tersenyum melihat suasana tersebut. Usai memberikan kata sambutan, Agung Laksono keluar dari lokasi pertemuan melalui jalur evakuasi dengan pengawalan ketat dari puluhan personel kepolisian.
Kronologi Kejadian
Rapat konsolidasi Partai Golkar versi Munas Ancol di Tiara Convention Center, Medan, Sabtu (11/4) diwarnai kericuhan. Sekelompok pemuda yang menyatakan diri sebagai kader partai berlambang beringin itu berteriak-teriak tidak mengakui Agung Laksono sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Seperti peserta rapat konsolidasi lainnya, puluhan pemuda itu juga mengenakan atribut Partai Golkar. Mereka masuk sebelum rapat yang dihadiri langsung Agung Laksono itu dimulai.
Kedatangan mereka langsung disambut dengan teriakan dari seorang peserta rapat konsolidasi.
" Keluar kalian, jangan buat rusuh di sini," katanya sambil menghalangi di eskalator.
Meski dihalangi, para pemuda itu tetap berhasil masuk ke ruang rapat. Mereka ikut hadir di ruangan itu.
Sekitar 5 menit setelah acara dimulai, setelah Agung Laksono ditepungtawari, para pemuda itu kembali buka suara. Mereka berteriak-teriak.
" Kami hargai anda Pak Agung, tapi bukan sebagai Ketua Golkar, tapi sebagai Wakil Ketua Golkar," teriak Muhammad Ziad Ananta, pemuda yang mengaku sebagai Ketua Golkar Kecamatan Perbaungan, Sedang Bedagai.
Suasana semakin ricuh usai Ketua Panitia Rapat Konsolidasi Yasir Ridho Lubis berpidato. "Ridho, pengkhianat Kau," teriak pemuda yang datang menggeruduk.
Bukan hanya itu, para pemuda itu juga meneriaki Leo Nababan yang sedang berpidato. Mereka tidak mengakui jabatannya sebagai Plt Ketua DPD Partai Golkar Sumut. "Kau bukan ketua kami, ketua kami Ajib Shah," teriak Muhammad Ziad Ananta.
Leo kemudian mempersilakan massa yang tidak mengakuinya sebagai Plt Ketua DPD Partai Golkar Sumut untuk keluar. "Kalau menganggap ini tidak sah. Silakan keluar," ucapnya.
Sempat terjadi saling teriak antara kedua pihak. Wakil ketua DPD Partai Golkar Sumut versi Munas Ancol, Chaidir Ritonga berusaha menenangkan massa. "Nanta, Nanta, sudah damai kita ya," katanya sambil berpelukan dengan Muhammad Ziad Ananta.
Agung Laksono sempat pidato membuka ajang rapat konsolidasi itu. Usai berpidato di tengah keriuhan mantan Menko Kesra itu langsung bergegas keluar.
[ merdeka / ram ]