Militer Suriah Kembali Dituding Gunakan Senjata Kimia

https://kabar22.blogspot.com/2015/03/militer-suriah-kembali-dituding-gunakan.html
Kelompok pemantau hak asasi manusia di Suriah (SOHR) pada Selasa
menyatakan bahwa pasukan pemerintah telah melancarkan serangan gas
beracun, yang menewaskan enam orang di wilayah baratlaut negara
tersebut.
Petugas kesehatan di tempat serangan itu juga mengunggah video, yang menunjukkan anak-anak kesakitan karena racun.
Dalam menanggapi tuduhan itu, sumber dari pasukan pemerintah menyebut laporan SOHR di desa Sarmin, Provinsi Idlib, sebagai propaganda. "Kami tidak akan menggunakan senjata jenis itu dan kami tidak membutuhkannya," kata sumber tersebut.
Pemerintah Suriah beberapa kali dituduh menggunakan senjata kimia selama empat tahun perang saudara dan sebanyak itu pula mereka membantah kebenarannya.
Pada saat bersamaan dengan tuduhan SOHR, tentara pemerintah mengeluarkan pernyataan tertulis mengenai tewasnya sejumlah anggota gerilyawan garis keras di wilayah lain Provinsi Idlib.
SOHR, yang berkantor di Inggris dan memantau perang saudara melalui jaringan berbagai sumber, mengatakan bahwa di antara enam korban terdapat satu laki-laki, seorang istri, dan tiga anak.
SOHR menyebut laporan dari sumber medis yang menyatakan korban meninggal akibat gas yang muncul dari ledakan bom pada Senin malam. Sumber medis menduga bahwa gas itu berbahan kimia klorin.
Selain eman korban tewas, puluhan lainnya juga menderita keracunan akibat serangan yang sama.
Sementara itu, cabang organisasi Pertahanan Sipil Suriah di Idlib mengunggah tujuh video di YouTube yang menggambarkan akibat dari serangan gas. Salah satu video menunjukkan tiga anak dan seorang wanita yang pingsan di pusat perawatan. Suara dari kamera terdengar menyebut desa Sarmin dan hari Senin.
"Seorang bayi yang baru berusia beberapa bulan," kata suara di balik video saat kamera menunjuk bayi yang memuntahkan cairan di mulutnya.
Dalam video lain, dua orang pria tampak membawa masuk dua korban anak-anak lain yang juga berada dalam kondisi tak sadar .
"Dia masih hidup. Dokter, dokter, dia masih bernafas," kata seorang pria yang memeriksa salah seorang korban yang baru dibawa masuk itu.
Kelompok Pertahanan Sipil Suriah adalah jaringan relawan humanitarian yang diperkirakan berjumlah lebih dari 2.000 orang dan tersebar di berbagai wilayah. Mereka bekerja sebagai petugas medis pertama di negara dengan infrastruktur kesehatan yang telah hancur.
Pertahanan Sipil Suriah beroperasi di wilayah yang dikuasai oleh gerilyawan penentang Presiden Bashar al-Assad.
Petugas kesehatan di tempat serangan itu juga mengunggah video, yang menunjukkan anak-anak kesakitan karena racun.
Dalam menanggapi tuduhan itu, sumber dari pasukan pemerintah menyebut laporan SOHR di desa Sarmin, Provinsi Idlib, sebagai propaganda. "Kami tidak akan menggunakan senjata jenis itu dan kami tidak membutuhkannya," kata sumber tersebut.
Pemerintah Suriah beberapa kali dituduh menggunakan senjata kimia selama empat tahun perang saudara dan sebanyak itu pula mereka membantah kebenarannya.
Pada saat bersamaan dengan tuduhan SOHR, tentara pemerintah mengeluarkan pernyataan tertulis mengenai tewasnya sejumlah anggota gerilyawan garis keras di wilayah lain Provinsi Idlib.
SOHR, yang berkantor di Inggris dan memantau perang saudara melalui jaringan berbagai sumber, mengatakan bahwa di antara enam korban terdapat satu laki-laki, seorang istri, dan tiga anak.
SOHR menyebut laporan dari sumber medis yang menyatakan korban meninggal akibat gas yang muncul dari ledakan bom pada Senin malam. Sumber medis menduga bahwa gas itu berbahan kimia klorin.
Selain eman korban tewas, puluhan lainnya juga menderita keracunan akibat serangan yang sama.
Sementara itu, cabang organisasi Pertahanan Sipil Suriah di Idlib mengunggah tujuh video di YouTube yang menggambarkan akibat dari serangan gas. Salah satu video menunjukkan tiga anak dan seorang wanita yang pingsan di pusat perawatan. Suara dari kamera terdengar menyebut desa Sarmin dan hari Senin.
"Seorang bayi yang baru berusia beberapa bulan," kata suara di balik video saat kamera menunjuk bayi yang memuntahkan cairan di mulutnya.
Dalam video lain, dua orang pria tampak membawa masuk dua korban anak-anak lain yang juga berada dalam kondisi tak sadar .
"Dia masih hidup. Dokter, dokter, dia masih bernafas," kata seorang pria yang memeriksa salah seorang korban yang baru dibawa masuk itu.
Kelompok Pertahanan Sipil Suriah adalah jaringan relawan humanitarian yang diperkirakan berjumlah lebih dari 2.000 orang dan tersebar di berbagai wilayah. Mereka bekerja sebagai petugas medis pertama di negara dengan infrastruktur kesehatan yang telah hancur.
Pertahanan Sipil Suriah beroperasi di wilayah yang dikuasai oleh gerilyawan penentang Presiden Bashar al-Assad.